Pandora Hearts
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Log in

I forgot my password

Similar topics
Who is online?
In total there are 5 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 5 Guests

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 151 on Wed Oct 02, 2019 5:52 pm
Search
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Latest topics
» Absensi di sini
by Kaz Sun Sep 03, 2023 9:49 pm

» [Revive the Forum]
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:37 am

» Um.. hi, I guess?
by Kuro Usagi Fri Sep 04, 2015 12:35 am

» Do You Have Sixth Sense?
by Kurome Fri Jun 26, 2015 3:45 pm

» Website favorit kalian untuk baca komik online?
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:57 pm

» Biarkan Mata, Otak, Keyboard mengaum saat engkau mengetes mereka. xD~
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 7:56 pm

» Imaginary World
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:59 pm

» Komentar member di atas^
by Phantomhive_Earl Mon Oct 28, 2013 4:37 pm

» If you wish at fallen star, it will come true. Is that true?
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 3:56 pm

» Pengalaman Seram
by Phantomhive_Earl Sun Oct 27, 2013 12:48 pm

Fanlisting

[One Shot] Sky and Cloud

Go down

[One Shot] Sky and Cloud Empty [One Shot] Sky and Cloud

Post by Atsu Vessalius Mon Mar 29, 2010 6:34 pm

Judul : Sky and Cloud
Genre : Angst/romance
Rating : K+
Disclaimed : KHR, Dino, dan Hibari punya saya maksudnya Amano Akira :3
Author : Atsu Vessalius
Warning : OOC *maybe*, Char Death
A/N : maaf DX saya sedang stress ketika membuat ini DX yah, ffic lama sih di ffic.net OwO tapi pengen aja tiba-tiba masukin kesini.

Langit
Awan
Apakah kedua hal itu bisa dipisahkan?

.
"Aku akan kembali ke Italia..." Sang bucking horse pemimpin Chiavorone Familinga, yang selama beberapa bulan ini berada di Jepang tepatnya markas vongola akhirnya memutuskan untuk kembali ke Italia tempat markasnya berada setelah mengetahui bahwa markas vongola dan Chiavorone sedang diambang bahaya.

Mendengar kata-kata itu, Sawada Tsunayoshi sang pemimpin Vongola segera mendekatinya dan hanya menatapnya dengan tatapan terkejut sekaligus cemas."Tapi keadaan disana masih gawat Dino-san. Kau tidak perlu terburu-buru untuk kembali bukan? Kembalilah kesana kalau suasana sudah tidak terlalu berbahaya."

Dino melihat kearah Tsuna dan tersenyum. "Disana ada anak buahku dan juga keluargaku." Walaupun dia tahu mungkin saja dia tidak bisa kembali lagi ke Jepang, tetapi dia tetap memutuskan utnuk kembali ke Italia mengingat keluarga dan juga anak buahnya ada disana.

"..." Hibari Kyouya, Sang Cloud Guardian hanya bisa terdiam dan tidak berbicara apapun walaupun Gokudera, Yamamoto dan juga yang lainnya masih menentang keputusan Dino itu. Markas besar Chiavorone dan juga Vongola diketahui oleh musuh yang tidak lain adalah Millefiore.

Dan kabar terakhir mengatakan kalau Millefiore sudah berada didekat markas Chiaforone. Tentu saja Dino tidak bisa tinggal diam dan memutuskan untuk kesana.

"A-aku akan ikut!" Tsuna yang sebenarnya mengetahui bahaya yang ada disana memutuskan untuk tetap ikut.

"T-tunggu Juudaime!" Gokudera menghentikannya. "Kalau kau ikut, maka markas vongola tidak akan ada yang memimpin, lagipula kalau ada apa-apa denganmu semuanya akan repot!"

Tsuna melihat kearah Gokudera yang melarangnya untuk pergi. "Gokudera-kun, aku sudha membulatkan tekadku! Suasana disana sangat berbahaya, Dino-san sama saja melakukan bunuh diri jika pergi kesan sendirian!"

Hibari yang sedari tadi hanya mendengarkan sambil menyenderkan kepalanya di dinding akhirnya bergerak dan menghampiri mereka. "Aku akan pergi keitalia bersamanya..." Jawabnya singkat membuat semuanya berekasi dan melihat kearah Hibari.

-x-

Tidak menunggu lama setelah itu, saat ini semua anggota Vongola berada di bandara. Mereka mengantarkan kepergian Dino ke Italia bersama dengan Kyoya. Walaupun semuanya sebenarnya tidak ingin ada yang pergi kesana, tetapi tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan markas Vongola dan juga Chiavorone.

Dino melihat kearah muridnya itu dengan tatapan sedikit khawatir. Didalam hatinya sesungguhnya dia tidak ingin Kyoya pergi bersamanya ke Italia. Tidak sekarang...

"apakah kau benar-benar tidak apa-apa Kyouya?"

Tetapi yang diterima oleh Dino hanyalah tatapan tajam dari Kyoya. Sebenarnya Dino tahu kalau Kyoya tidak akan suka diperlakukan seperti itu. Tetapi sekarang ini berbeda. Bukan hanya masalah markas tetapi satu rahasia yang hanya diketahui oleh Dino, Chrome dan juga Hibari sendiri.

Chrome yang hanya melihat Hibari dari jauh tanpa berani untuk mendekatinya tidak kalah khawatirnya daripada Dino. Dia benar-benar tidak ingin Kyoya pergi ke Italia apapun itu alasannya. Tetapi, dia tidak mempunyai hak untuk melarangnya pergi.

Haru melihat kearah Chrome dan sadar kalau dia sedang dalam keadaan cemas. Dan penyebabnya tidak lain adalah Hibari. Dia menepuk pundak Chrome dan berusaha untuk menenangkannya. "tenang saja, bukankah Hibari-san adalah orang yang kuat?"

Semua orang yang sebenarnya mempunyai perasaan cemas akhirnya memandangi satu sama lainnya. Suasana hening sejenak sebelum akhirnya tawa mereka pecah mendengar jawaban Haru.

"benar juga, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kalau Hibari-san yang pergi." Yamamoto yang berada didekat Hibari hanya menepuk pundak Hibari. Dan tentu saja disambut dengan tonfa yang berhasil dihindari oleh Yamamoto.

Dino dan Chrome hanya tertawa. Tetapi, rasa cemas itu tidak hilang dari dalam diri mereka. Bukan masalah penyerangan ini saja, bukan itu saja...

Tetapi, hanya ada satu alasan yang benar-benar membuat Chrome dan Dino menjadi cemas dengan Kyoya. Dan tidak ada yang mengetahui nya selain mereka. Kyoya tidak sekuat dulu lagi...

-x-

Tepatnya satu bulan yang lalu, diadakan rapat rahasia yang dihadiri oleh semua guardian dari Vongola dan beberapa petinggi dari keluarga mafia yang menjadi pengikut Vongola. Tetapi, ditengah rapat keadaan Kyoya tiba-tiba menjadi aneh. Tanpa mengatakan apapun, Kyoya emutuskan untuk keluar dari ruang pertemuan menuju kekamarnya.

"Hibari-san..." Tsuna melihat Kyoya yang tiba-tiba keluar dan akan mengikutinya. Tetapi, Chrome langsung menghentikannya.

"Boss, biar aku yang mengikutinya... Silahkan anda melanjutkan rapat..." Chrome segera berdiri dan keluar untuk mengikuti Hibari. Dino yang melihat mereka hanya terdiam sampai pintu tertutup karena Chrome.

Chrome mendengar suara pintu kamar Kyoya yang tertutup dan memutuskan untuk mengetuknya. Mencoba untuk memastikan kalau Hibari baik-baik saja dikamarnya. "Hibari-san, kau tidak apa-apa?"

...

Tidak ada jawaban sama sekali dari balik pintu itu. Dia mencoba untuk membuka pintu itu walau apapun resiko yang akan didapatkan oleh Chrome jika mengganggu Hibari. Lagipula, belum tentu pintu ini terbuka.

CKLEK

Ternyata pintu kamar Hibari tidak terkunci. Mungkin, dia terburu-buru akan sesuatu dan menyebabkannya lupa untuk menunci pintu kamarnya. Walaupun, sebenarnya itu bukan sifat Hibari yang pelupa. Tetapi, ketika dia mencoba untuk membukanya lebih lebar, ada sesuatu yang mengganjal dipintu itu.

Mencoba untuk mengintip apa yang menganjal, Chrome memajukan kepalanya sedikit dan menemukan apa yang mengganjal itu. Hibari, dalam keadaan tidak sadar terjatuh didepan pintu kamarnya. Tentu saja Chrome sangat terkejut, berusaha untuk mengangkat tubuh Hibari, tetapi tidak bisa. Tenaganya tidak kuat untuk mengangkat tubuh Hibari yang bahkan lebih besar darinya.

Dia segera berlari dan mencari bantuan dari seseorang. Baru saja berjalan beberapa meter dari tempat Hibari, ada seseorang yang menabraknya. "A-ah maaf..." Ketika Chrome menoleh keatas, wajah seseorang yang familiar yang dilihatnya.

-x-

Romario datang atas perintah dari Dino. Dia datang bersama dengan seorang dokter yang siap untuk memeriksa keadaan Kyoya. Atas perintah Dino jugalah, mereka tidak memanggil Dr. Shamal yang merupakan dokter khusus keluarga Vongola.

Setelah beberapa saat diperiksa, sang dokter keluar menemui Dino dan juga Chrome yang menunggunya. Melihat raut wajah yang ditunjukkan dokter itu, pasti bukanlah kabar baik yang dia berikan. Menggelengkan kepala pelan dan berbicara dengan suara yang tidak keras. "jantungnya lemah... Dia tidak akan bertahan lama."

Tidak prcaya dengan apa yang didengarnya, seorang Hibari Kyoya yang terkenal sangat kuat itu ternyata mempunyai penyakit jantung yang parah seperti itu. Setelah berterima kasih dengan dokter itu, Dino dan CHrome menghampiri Kyoya yang terbaring lemah ditempat tidurnya.

Dino melihat kearah Chrome yang tampak sangat khawatir dengan keadaan Kyoya. Suasana dikamar hening sejenak sebelum akhirnya Dino menatap Chrome sekali lagi. "APapun yang terjadi... Jangan sampai Tsuna dan yang lainnya mengetahui hal ini.."

Chrome yang tidak melihat Dino saat itu langsung bereaksi mendengar kata-kata Dino saat itu. "Te-tetapi Dino-san, keadaan Hibari-san sekarang..." Melihat tatapan sedih Dino, Chrome tahu alasannya.

"Seharusnya kau tahu bukan... Bagaimana sifat Kyoya..." Jawab Dino.

-x-

Para penumpang pesawat Boeing XXX dengan tujuan Italia silahkan menaiki pesawat udara melalui pintu XX

Lamunan Chrome langsung buyar ketika pengumuman keberangkatan pesawat yang akan dinaiki oleh Hibari dan Dino terdengar. Tanpa panjang lebar, Dino membawa tasnya dan berjalan menuju kearah pesawat. "baiklah, aku pergi dulu."

Kyoyapun juga menngikutinya dengan tenang tanpa banyak bicara. Chrome hanya bisa terdiam dan melihat kepergian mereka tanpa elepaskan doa semoga mereka semua selamat dan kembali ke Jepang. Tetapi, tiba-tiba ada sepintas pikiran tidak enak yang langsung muncul.

Sosok keduanya sudah menghilang, tetapi perasaan itu tidak bisa menghilang. Tanpa fikir panjang dan juga tanpa memperdulikan teriakan dari Tsuna dan yang lainnya, Chrome segera berlari kearah Dino dan juga Kyoya.

-x-

Dino dan Kyoya sudah berada didalam pesawat dan sudah dalam posisi duduk. Dino menatap Kyoya dan tersenyum. "Sebenarnya... Aku tidak ingin kau ikut denganku... Ini terlalu berbahaya."

Tetapi Kyoya hanya menatapnya dengan tatapan membunuh dan tidak bergerak dari tempatnya."diamlah, atau kamikorosu..."

BUGH!

Pukulan telak dibagian belakang berhasil membuat pandangannya kabur. Romario yang ada dibelakang Hibari memukulnya dengan keras agar pingsan. Tentu saja atas izin Dino yang memang menyuruhnya. "k-kau?!" Kyoya tidak bisa apa-apa dan pandangannya langsung menjadi kabur.

"Oi..." Suara itu terdengar dari lorong pesawat. Tanpa melihatpun Dino tahu siapa orang yang memanggilnya itu dan dia hanya tersenyum.

"Jagalah dia..." Jawabnya sambil tersenyum.

-x-

Sementara ditempat Tsuna dan yang lainnya, mereka hanya bisa melihat pesawat yang akan lepas landas itu. Mereka akan menunggu sampai pesawat benar-benar terbang dan menghilang dari hadpan mereka. "semoga mereka berdua baik-baik saja..."

Yamamoto melihat kearah sekitar mereka terutama gerbang keberangkatan. Mencari sosok perempuan yang menyusul Dino dan Kyoya tadi. "Tetapi... Dimana Chrome tadi?"

Tsuna dan yang lainnya juga ikut melihat kesekitar mereka. Tiba-tiba Kyoko menangkap pemandangan yang tidak biasa. Dia menunjuk earah gerbang keberangkatan tadi. "Tunggu, bukankah itu Hibari-san?" Tanyanya.

Tsuna dan yang lainnya melihat kearah yang dituju dan disana mereka melihat Hibari yang sedang tidak sadar sedang digendong oleh Mukuro.

-x-

Jauh sebelum kejadian itu, tepatnya pada saat mereka masih dibangku SMA. Kyoya selalu melihat Dino yang datang sambil berbincang-bincang dengan Tsuna dan yang lainnya. Sang bucking horse itu selalu saja tersenyum dan tertawa didalam penglihatannya.

Entahlah, dia tidak pernah menunjukkan ekspresi ketika dia sedang menangis ataupun marah didepan Kyoya. Dan tulah yang membuatnya heran dengan kelakuan laki-laki itu.

-x-

Dino sudah berada diatap sekolah dan siap untuk berlatih dengan Kyoya. Tetapi, serangannya terhenti sejenak. "Apa yang kau katakan tadi Kyoya?"

Kyoya yang sediit kesal karena perkataannya tidak didengarkan mengayunkan tonfanya kearah kepala Dino yang akhirnya berhasil dihindarinya. "Aku bilang... kenapa kau tidak pernah menangis.."

Dino yang sedikit terkejut akhirnya tersenyum dan melihat kearah Kyoya. "Kenapa kau menanyakan hal itu?" Tanyanya.

"Jawab saja atau Kamikorosu..." Kyoya mencoba untuk menendang Dino tetapi lagi-lagi berhasil untuk dihindari.

Sedangkan Dino, dia tertawa dan mundur beberapa langkah dari Kyoya. "Kalau begitu aku akan membalik pertanyaan itu padamu."

"kau..."

Melihat Kyoya yang sudah siap untuk membunuhnya, Dino hanya menjauhi Kyoya saja. "A-ah tenanglah Kyoya..." Dino tertawa panik melihat reaksinya. "Aku... Hanya belum menemukan awanku." Jawabnya.

-x-

Suasana begitu terang, dan pemandangan itu begitu familiar dimata Hibari. Setelah sempat tidak sadarkan diri, yang dia temukan adalah pemandangan tempat tidurnya dan juga kamarnya. Kepalanya masih sakit karena pukulan telak yang diberikan romario padanya dan dia tahu kalau itu juga merupakan perintah dari Dino. Kalau tidak, tidak mungkin bukan Romario berani memukulnya dari belakang.

Melihat orang yang ada disampingnya, Chrome sudah menunggunya sadar sedari tadi. Setelah sempat digantikan oleh Mukuro yang membawa Hibari, Chrome terus menungguinya didalam kamar. "kau sudah sadar Hibari-san?"

Hibari hanya melihat Chrome dengan tatapan dingin. Lalu, dengan cepat menutupi tubuhnya dengan selimut yang ada dibawahnya. "Kenapa aku ada disini?! Bukankah..."

Chrome hanya terdiam melihat Hibari. Tentu saja dia marah, Dino membuat Hibari meninggalkannya dengan cara paksaan. Dan seharusnya Dino tahu apa resiko yang dia dapat jika memperlakukan Hibari seperti itu. "Dino-san membuatmu pingsan dan menyuruhku untuk membawamu kembali ke sini..."

Tanpa menoleh kearah Chrome dia hanya menutup mata dan menggenggam tangannya dengan erat. Dia sangat kesal karena Dino mengangapnya sangat lemah saat ini sehingga dia tidak diperbolehkan untuk membantu Dino di Italia.

-x-

Beberapa minggu setelah Dino pergi ke Italia, dia menelpon untuk mengabari keadaan markas disana. Dan tentu saja dia juga menanyakan tentang keadaan Hibari disana. Walaupun dia sudah tahu apa yang menunggunya. "Bagaimana keadaan Kyoya, Chrome...?"

Chrome yang menjawab telpon Dino hanya diam menggigit bibir bawahnya. "Dia tidak ingin berbicara denganmu... Dia mungkin marah padamu karena tidak menginginkannya untuk ikut denganmu..." Jawab Chrome ragu-ragu sambil menunggu jawaban dari Dino.

Dino hanya terdiam dan menutup matanya. Dia sudah siap menerima resiko Kyoya akan marah padanya. "Baiklah... aku akan menutup telpon ini. Keadaan disini masih gawat, dan aku tidak bisa menelpon kalian terlalu lama... Jagalah yoya sampai aku kembali..." Jawabnya.

-x-

Kembali meningat ketika Dino masih seorang guru bagi Kyoya. mereka berlatih bersama diatas atap gedung namimori. Dan selalu merebahkan diri diatas atap sambil memandangi langit. Walaupun mungkin Kyoya tidak melakukannya. "Kau tahu Kyoya... Langit tidak akan pernah menangis..."

Kyoya yang berdiri dipinggir pagar pembatas, langsung menoleh kearah Dino yang duduk sambil melihat kearah langit. Diapun melihat langit yang saat itu cerah. "huh? Kenapa kau berkata hal seperti itu?"

Dino tersenyum kearah Kyoya. "Bukankah, kau berkata kenapa aku tidak pernah menangis?" Tanyanya. Kyoya hanya diam karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Dino. Dan Dino menyadarinya, dia berdiri dan menghampiri Kyoya. "Menurutmu... Bagaimana langit bisa menangis?"

Terdiam sejenak dengan pertanyaan yang diberikan oleh Dino, dia menutup matanya dan akhirnya melihat kearah Dino. "Dengan menitipkannya pada awan?" Dan yang didapatkannya adalah senyuman hangat Dino yang biasa dia lihat.

-x-

Satu bulan setelah kejadian di bandara, saat ini Hibari lebih banyak menghabiskan waktunya didalam kamar. Mengerjakan semuanya didalam kamar dan jarang melakukan misi diluar markas. Semenjak Tsuna dan yang lainnya mengetahui penyakit Hibari yang secara terpaksa diberitaukan oleh Chrome, Tsuna menyuruh Hibari untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat dulu dan tetap berada dikamarnya.

Dan tentu sajawaktu yang dimilikinya untuk beristirahat menjadi banyak.Tetapi itu bukan yang ia mau, Dia tidak bisa melakukan apapun didalam kamar. Tidak bisa memukuli orang ataupun bertempur.

TOK TOK TOK

Seseorang mengetuk pintu kamarnya dan masuk begitu saja. Hibari yang saat itu hanya duduk di meja itu, tidak melihat kearah orang itu dan memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia tahu siapa yang datang sekarang. Dan itulah alasan dia tidak ingin melihatnya lagi.

Cavallone...

Tanpa mengalihkan perhatiannya pada sang bucking horse, Hibari melanjutkan pekerjaannya."mau apa kau kemari?"

Dino tersenyum tipis dan berdiri didepan pintu sambil melihat Kyoya."situasi disana lumayan aman... Aku kemari untuk melihatmu."

Kyoya melihat kearah Dino dengan tatapan dingin. "untuk apa? Untuk mengejekku?" Hibari sangat marah pada Dino, dia tidak ingin melihatnya dulu untuk sementara waktu.

"Apakah kau masih marah karena aku tidak memperbolehkanmu untuk ikut?" Dino menghampiri Kyoya yang ada disana.

"Jangan mendekat..." Kyoya langsung menghentikan langkah Dino dengan memegang tonfanya.

Dino menghentikan langkahnya dan melihat Kyoya dengan tatapan sedih. Ttapan yang tidak pernah dilihat sebelumnya bahkan oleh Kyoya. "aku hanya menghawatirkanmu..."

Tertawa sinis, Hibari melihat kearah Dino, "lalu kau senang melihatku dikasihani oleh orang-orang itu? Aku seperti orang lemah disini..."

"karena kau memang sedang lemah Kyouya."

Mendengar jawaban singkat dari Dino itu, tidak membuat Hibari tenang. Dia bahkan marah karena Dino mengatakan hal itu. "Pergi... Aku tidak ingin melihatmu lagi..."

Kyoya tidak melihat kearah Dino lagi, hanya suara pintu yan tertutup yang dia dengar, dan itu menandakan kalau Dino sudah pergi dari tempat itu.

Tetapi, Kyoya tidak menyangka itulah saat terakhirnya melihat Dino. Beberapa bulan kemudian, hibari yang sedang melihat beranda mendengar kabar buruk itu. Setelah mendengarnya, dia tidak akan bisa bertemu dengannya lagi...

Untuk selamanya...

-x-

Hibari yang sedang berada diruang kerjanya dan mengerjakan pekerjaan yang menurutnya sangat membosankan itu tiba-tiba dikejutkan dengan Tsuna yang langsung membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa. Merasa terganggu, Kyoya bersiap untuk menyerang Tsuna yang ada disana, "bisakah kau mengetu-"

"Hibari-san, Dino-san..." Tanpa memperdulikan death glare yang dilancarkan oleh Kyoya, Tsuna hanya menatapnya dengan tatapan cemas dan juga sedih. Sedangkan Kyoya, dia hanya bisa terdiam setelah mendengarkan alasan Tsuna berada disana.

-x-

Pemakaman Dino berlangsung di Jepang, sama seperti keinginannya sebelum meninggal. Karena serangan millefiore yang dilakukan malam hari, Dino dan yang lainnya yang tidak mempunyai persiapan sama sekali akhirnya kalah jumlah dan akhirnya menyebabkan kematian Dino.

Romario yang selamat dari serangan itu dan membawa tubuh Dino yang sudah tidak bernyawa akhirnya menceritakan sebab kematiannya pada Tsuna dan yang lainnya. Semuanya datang kepemakaman Dino kecuali Hibari.... Dia beristirahat dikamarnya...

Setelah kematian Dino yang sangat mendadak itu, Kyoya tidak pernah lagi keluar dari kamarnya. Dia memutuskan untuk mengurung diri didalam kamarnya dan tidak berbicara sepatah katapun dengan orang lain. Tetapi, walaupun tidak bertanya, semua orang tahu bahwa alasannya hanya satu.

Kematian Dino...

Romario yang akan kembali ke Italia setelah pemakaman Dino menyempatkan diri untuk bertemu dengan Chrome. Dia memberikan sepucuk surat yang bertuliskan nama Dino disebelahnya. "Bisakah kau memberikan ini Chrome-sama?" Chrome melihat surat itu dengan seksama. "Surat itu ditujukan oleh Dino-sama untuk Hibari-san..."

-x-

Dengan perlahan, Chrome mengetuk pintu kamar Hibari. Dia tidak ingin Hibari tergangu dengan kehadirannya, tetapi dia harus menyerahkan surat itu padanya. "Hibari-san..."

Hibari yang menyadari kehadiran Chrome hanya bisa terdiam dan berbaring diatas kasurnya itu. Chrome menghampiri Hibari dan menyodorkan surat yang diberikan pada Romario tadi. "Romario-san menitipkan surat ini kepadaku..."

Hibari mengalihkan pandangannya kesurat yang dibawa oleh Chrome. Dia mleihat nama yang terukir disana, nama Dino.

Surat...?
Untuk apa dia memberikan surat itu padanya?
Bukankah dia sudah memilih jalannya sendiri?
Dia sudah menghilang dan meninggalkannya untuk selamanya.

Walaupun Hibari berfikir seperti itu, entah kenapa tangannya bergerak untuk mengambil surat itu, Dan matanya bergerak untuk melihat isi surat itu.

Untuk, Kyoya

Hei Kyouya,
Mungkin kau bingung kenapa aku memberikan surat ini padamu...
Dan mungkin, aku sudah tidak ada lagi didunia ini ketika kau mendapatkan surat dariku ini...
Kau masih ingat ketika kau mengatakan kenapa aku tidak pernah menangis?
Karena mungkin aku tidak akan bisa melihatmu lagi ketika kau mendapatkan surat ini, aku akan menjawabnya...
Aku tidak menangis, karena aku tidak menemukan awanku.
Ya, aku pernah mengatakan kalau langit tidak akan bisa menangis tanpa awan bukan?
Aku selalu berfikir, apakah benar aku tidak menemukan awanku?
Apakah benar aku tidak bisa menitipkan kesedihanku pada seseorang?
Ternyata aku salah...
Sejak dulu aku sudah menemukan awanku, yang selalu ada disampingku.
Kaulah awanku Kyoya...
Sejak dulu, aku sudah menyadarinya tetapi aku selalu menyangkalnya.
Dan pertanyaan yang ada difikiranku sekarang adalah...
Kenapa aku tidak pernah menangis didepanmu?
Hanya ada satu jawaban yang pasti,
Itu karena aku ingin selalu menjadi langit yang cerah bagi awanku.

Dan itu adalah kau...

Tetapi, mungkin jawaban ini sudah tidak berarti bagimu,
Mungkin kau sudah melupakannya, dan sekarang membenciku.
Tetapi kau tahu Kyouya,
Sampai kapanpun, walaupun aku tidak pernah ada lagi disampingmu,
kau akan selalu menjadi awanku,

Jagalah dirimu baik-baik...


-x-

Hibari membaca surat itu dari awal hingga akhir. Dia hanya bisa terdiam dan tanpa dia sadar, air mata menetes dan membasahi surat itu. Satu hal yang tidak akan mungkin dia lakukan, seorang Hibari Kyoya menangis.

Bodoh...
benar-benar orang yang bodoh...


Dia memutuskan untuk menutup surat yang ada disana dan tetap memegangnya. Chrome yang terkejut melihat Hibari menangis hanya bisa terdiam. "Hibari-san..."

Hibari berdiri dan akan berjalan menuju ke beranda. Tetapi, tiba-tiba dadanya terasa sakit, dia bahkan tidak bisa menompang tubuhnya untuk tetap berdiri. Dia terduduk dan memegangi dadanya, meremas bajunya. Pandangannya sudah mulai kabur dan nafasnya seakan ditahan oleh sesuatu.

Chrome yang melihat keadaan Hibari mulai panik, "Hibari-san?! Kau tidak apa-apa?" Tetapi, Hibari tidak menjawabnya. Bukan tidak mau, tetapi dia tidak bisa lagi menjawabnya. Suaranya tidak bisa keluar, seakan tenaganya sudah habis digunakan untuk merasakan sakit yang saat ini memenuhi dadanya.

Kalau difikir, sudah lama dia menahan penyakitnya ini, dan semenjak Dino pergi ke Italia, dia memutuskan untuk tidak meminum obatnya lagi. Dan sekarang ini dia merasa kalau waktunya sudah habis...

Pandangannya sudah mulai kabur...

Dia mencoba untuk mengingat kembali saat dia melihat langit bersama dengan Dino. Dan dia sadar, sejak dulu dia sudah tahu tentang maksud awan dari perkataan Dino. Tetapi, Dino melewatkan satu hal yang untuk terakhir kalinya terbesit difikiran Hibari...

Langit tidak bisa menangis tanpa awan...
Sedangkan awan bisa menangis tanpa memperdulikan langit.

Tetapi Langit bisa ada tanpa awan,
sedangkan awan, tidak akan ada tanpa langit


A/N : D: maaf~~~~~~ *kabur*
Atsu Vessalius
Atsu Vessalius
Member
Member

Posts : 138
Points : 147
Join date : 2009-12-19

Character Bio
Character Name: Alaude von Novizio
Status: Human
Job: Knight/servant

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum