[RP]Chapter 1 - The Festival

KETENTUAN
- Tempat ini boleh di masuki oleh siapapun, yang charanya sudah saya approve
- Mohon memberikan tag lokasi dan waktu setiap lokasinya/waktunya berubah
- Mentaati peraturan RP

____________________________________________________________

Location : Di sebuah kota di wilayah Erland
Time : 5 sore

Alfonze Alger. Seorang pemuda dari wilayah Oswald yang tidak tau arah di kota itu. Hanya melihat orang-orang Erland yang saling berlalu-lalang. Dia tadinya ditugaskan untuk menemani Regina/masternya yang akan ikut merayakan sebuah festival musim panas juga di kota itu. Tapi sayangnya, Alfonze yang bodoh tak tau arah ini malah terpisah dengan masternya sendiri.

Malam itu akan diadakan festival musim panas di ibukota wilayah Erland tersebut. Alfonze benar-benar tidak tau arah. Dia baru pertama kali ke wilayah Erland, dan tidak tau harus melakukan apa sekarang.

Orang-orang Erland terlihat begitu sibuk untuk mempersiapkan festival yang akan diadakan nanti malam. Alfonze hanya melamun memperhatikan mereka.

Kau ini bodoh ya, sudah tau kau buta arah masih saja terpisah dengan mastermu itu , Vogel (chain Alfonze) memarahi Alfonze habis-habisan gara-gara kebodohannya itu.

"Itu juga gara-gara kau, Vogel. Kalau saja kau tidak mengajakku bicara sepanjang perjalanan tadi, tentu konsentrasiku tidak akan terganggu,"Alfonze berusaha untuk membela dirinya.

Sejak dulu Alfonze memang mempunyai kemampuan untuk bisa berbicara dan mengerti bahasa burung. Maka jangan heran lagi jika Alfonze kadang terlihat berbicara sendiri, padahal dia sedang berbicara dengan chainnya yang memang berwujud burung garuda putih.

Location : Di sebuah kota di wilayah Erland
Time : 5 sore

Seorang gadis dengan rambut pirang kecokelatan sampai di pinggang melihat-lihat festival ini. Sekilas, dia tampak seperti keluarga bangsawan. Ya, Ellen von Reisvoust. Wanita berusia 22 tahun ini membiarkan rambut pirangnya terurai, dan menutupi light double saber yang dia bawa. Nona manis ini tidak memperhatikan jalan dan ternyata dia menabrak seseorang.

*BRAK!*

"Aduh!" erang Ellen pelan saat dia melihat dia menabrak seorang pria.

"Eh? Ma-maaf Tuan! Anda tidak apa-apa?" tanya Ellen dengan hormat, seperti cara bicara keluarga bangsawan lainnya pada umumnya.

Alfonze yang saat itu sedang melamun, ditubruk seseorang entah siapa itu. Yang pasti Alfonze hampir saja terjatuh gara-gara perempuan itu.

Alfonze memperhatikan siapa yang menabraknya. Pandangannya masih agak kabur, dia melihat seorang gadis mungil. Dilihat dari pakaian dan tutur katanya, Alfonze langsung mengetahui bahwa gadis itu dari keluarga bangsawan.

"Eh? Ma-maaf Tuan! Anda tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa," Alfonze tersenyum saja. Baginya ditubruk seperti itu hal yang biasa karena dia juga sering ditubruk oleh Vogel dengan kekuatan yang lebih kencang."Kau tidak apa-apa?"

Location : Disekitar wilayah Erland
Time : 5 sore

Memakai baju terbaiknya dan menyiapkan dirinya supaya tampak rapi dan enak untuk dipandang. Tidak biasanya ia akan memaksakan diri seperti ini, tapi toh akan diselenggarakan sebuah festival yang sepertinya wajib ia hadiri. Festival ini diadakan di wilayah Erland, dan mau tidak mau ia akan menjadi salah satu tuan rumah. Sayang sekali dirinya sedang sangat malas hari ini. Maka dari itu ia memutuskan untuk datang agak telat, tidak terlalu telat tapi juga tidak terlalu awal.

Sementara menunggu festival untuk dimulai, ia hanya berjalan-jalan santai disekitar wilayah Erland. Ia melihat kota itu lebih ramai daripada biasanya. Tidak mengherankan. Berjalan tak tentu arah dengan pikiran melayang. Ia bertanya pada diri sendiri, apakah ada orang yang akan ia temui, atau hari ini akan menjadi membosankan?

Alfonze yang saat itu sedang tidak ada kerjaan, malah duduk didepan tangga sebuah toko di kota itu.

Dia sebenarnya juga sedang khawatir, memikirkan masternya yang terpisah dengannya. Walaupun memang masternya itu bersama dengan chainnya (Ivvi), tapi tetap saja dia merasa khawatir.

"Vogel, kau mau kan mencarikan Regina-sama untukku?" tanya Alfonze pada chainnya.

Vogel diam saja. Dia terlihat ogah-ogahan untuk terbang. Mungkin gara-gara suasana di kota itu yang sangat ramai membuat Vogel semakin malas untuk bergerak ataupun beralih dari tuannya.

Hmh, tapi kan Regina bersama dengan Ivvi... kau tidak perlu khawatir seperti itu, , jawab Vogel yang sebenarnya sedang malas untuk terbang.

Location : Di sebuah kota di wilayah Erland
Time : 5 sore
________________________________________

Dengan mengenakan gaun berwarana abu-abu, Leona berjalan jalan bersama xaviera menuju suatu festival, Dilihatnya dari kejauhan tempat itu ramai sekali dengan orang orang yang sedang mempersiapkan acara festival.
Sambil memandangi keramaian tersebut, Nona berambut coklat keemasan ini memutuskan untuk duduk. Bersama dengan Xaviera, chainnya. Leona duduk dibawah pohon terdekat dan dari sana Leona tetap memeperhatikan keramaian Festival itu.

Setelah berjalan beberapa lama, gadis ini mulai kehabisan stamina. Seperti biasanya, ia akan mencari tempat untuk duduk dan beristirahat untuk sementara. Saat ini matanya sedang mencari-cari sebuah tempat makan atau bangku untuk duduk, yang berakhir dengan hasil tidak menemukkan.

Capek...

Menghela nafas panjang, ia memaksakan diri berjalan beberapa lama lagi demi mencari tampat untuk duduk. Tidka mungkin kan ia akan duduk begitu saja di trotoar jalan? Lebih banyak kerugiannya daripada sisi menguntungkannya.

Kehabisan nafas...

Bagus sekali, nafasnya kini benar-benar habis. Mau tidak mau ia harus benar-benar duduk di jalan sepertinya. Untunglah matanya yang kini memandang kota dengan agak tidak jelas karena tubuhnya kehabisan tenaga, berhasil menangkap sebuah tangga di depan toko tua dengan seorang pemuda duduk di sana juga. Setengah memaksakan diri dan setengah menyeret kakinya, ia duduk di tangga itu. Tidak menyapa maupun berbicara kepada sang pemuda karena terlalu capek.

Tidak kuat...

nafasnya habis dan ia sepertinya benar-benar kecapaian. Ia berusaha memandang sekitarnya tapi gagal. Satu-satunya yang ia lihat berikutnya adalah kegelapan.

'bodoh!' Pikirannya menjerit terakhir kalinya, sebelum ia benar-benar tidak bisa merasakkan apapun.

Pingsan...

Lokasi : disekitar wilayah erland
Time : sekitar jam 5

GRIIUUUUK~ (?)

Terdengar bunyi perut Ivvi berdering.
Ivvi dan regina sedang menikmati perjalanan mereka di kota erland, karna disana terdapat sebuah festival yang terkenal dengan makanan enak, pemandangan indah, barang2 murah dan lain-lain
Tidak lupa Ivvi memakai rompi tanpa lengannya yang bewarna hitam, dan kaos longgar berwarna hijau tua dengan lengan yang sangat pendek. Dan regina, ia memakai topi sombrero berwarna merah dengan dress tanpa lengan berwarna putih.

"Nee...dimana ksatria bodoh itu (alfonze)...", ia mencari-cari alfonze dengan matanya yang berwarna hijau tua ini.

"Mungkin, dia sedang membeli makanan atau bosan dengan tempat ini..", jawab regina sambil memegang topinya.

"Nee...gingin..disana ada permen gulali !", Ivvi menunjuk salah satu kedai kecil disana dengan menjual berbagai permen.

"Waah ...lucunya", seru regina melihat apa yang Ivvi tunjuk

Mereka berdua mendekati kedai itu dan membeli gulali untuk dimakan.

"Enaknya !", ucap Ivvi terharu akan kelezatannya >> TTuTT

Serta regina masih sibuk dengan meng-emuti gulali rasa strawberrynya.
Sepertinya....mereka lupa jika mereka yang tersesat....*digoreng*

Leona melihat Regina dan ivvi disana, Leona pun memutuskan untuk...
"REGINAAAAAAAAAAAAAAAAAAA-SAAAAAN!!!!"
Leona berlari menuju regina dan meninggalkan xaviera.

Xaviera langsung mengejar leona, karna amatlah berbahaya jika merka berdua terpencar

Alfonze merasa kesal dan akhirnya malah beradu mulut dengan Vogel. Vogel menentang kata-katanya, padahal Alfonze berharap sore itu Vogel akan lebih jinak dan menganggapnya sebagai masternya.

"BODOH! Aku juga tau Regina-sama bersama dengan Ivvi-san. Tapi tetap saja... aku khawatir," Alfonze menunduk, menyesali mengapa dia bisa terpisah dari masternya."Kumohon, Vogel...," Alfonze memohon dengan nada yang memelas.

Vogel paling tidak tahan kalau sudah seperti itu. Akhirnya dia mengepakkan kedua sayapnya, dan pergi mencari Regina dari atas.

Bertepatan dengan perginya Vogel, ada seorang perempuan yang pingsan didepannya. Dia melihat perempuan itu sepertinya sedang sesak dan sulit berjalan, maka Alfonze menolongnya tentu saja.

"H-hei, nona?" Alfonze menggoyang-goyangkan tubuh nona yang sedang pingsan itu, membangunkannya. Dia kemudian mengeluarkan semacam obat-obatan pewangi dan menggerak-gerakkannya diatas hidung perempuan itu.

Obat-obatan itu berfungsi untuk mempercepat orang yang pingsan untuk sadar.

Terdengar suara wanita yang berteriak memanggil regina, regina yang sedak sibuk memakan gulali kapasnya tersedak mendengarnya.

Ivvi juga ikut-ikutan kesedak, ia langsung menengok ke arah sumber suara. Dan ternyata~ ia adalah rekannya..leona

Ivvi tersenyum lebar melihat leona, niat Ivvi adalah menjahili orang polos kedua baginya jika melihat leona.

"Leona...", regina seakan-akan melihat adiknya sendiri. Ia mendekati leona dengan berlari-lari ala iIndia (?)

"Leona..."

Leona berlari lari ala komik serial "cantik" >>
"reginaaa-saaan~"
Leona menghampiri Regina... dan..
EAAAAA...
Leona terus berlari lari.. dan akhirnya...
Mereka tabrakan

DUAAAAAAAGH

"areeee.... Gomeeen Regina-san... saya terlalu bersemangat"
Xaviera yang melihat itu hanya bisa membantu leona dan Regina berdiri dan berfikir bahwa majikannya begitu bodoh.

"ahh arigato xaviera..." Leona membersihkan gaunnya yang kotor karna terjatuh tadi.

Lokasi: Di sekitar wilayah Erland
Waktu: 5 sore

Sore hari yang indah, matahari berwarna kemerah-merahan terpampang jelas. Namun, gadis ini kehilangan arah karena tak sengaja berpencar dengan chainnya, Zeno. Wajahnya menengok kesana kemari, mencari Zeno yang hilang. Air mukanya pucat karna khawatir. Ia takut ada pria tak dikenal mengusiknya. Maklum saja, Sylve takut terhadap laki-laki. Gadis bergelas biru ini segera menggerakkan kursi roda ke arah sebuah bangku taman yang tak jauh dari sana.

"Ze...no... Kau ada dimana?" suaranya terdengar lirih dan tak berdaya. Airmatanya berlinang, menetes dan membasahi wajahnya. Sylve memang lemah dari lahir, jadi dia itu penakut.

JEDAK !

Regina serasa dikelilingi burung-burung serta bintang2 kecil diatas kepalanya setelah bertubrukan dengan leona, serasa maen bombom car *digoreng*

Dan Ivvi malah menahan tawanya melihat 2 orang gila polos yang sedang bertemu.

Ivvi mendekati regina dan leona "nee..singa-chan (?) (Leona)...sedang apa kau disini ?", sapa Ivvi sambil merapihkan rambut regina.

Dan regina masih seperti ini >> @A@
Sejak bertubrukan, berdiri saja dia masih terhuyung-huyung.

Noire seperti datang dalam dunia mimpi, di mana semuanya benar-benar gelap. Tidak lama ia mencium sebuah pewangi yang menyengat yang sepertinya merusak kegelapan disekitarnya.

Ia berusaha membuka matanya dan hanya menemui wajah seorang pemuda yang mengguncangkan tubuhnya. Pertama-tama tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga, dan kedua ia terpenjat kaget.

SIAPA?!

Matanya membelak kaget, tapi saat mencoba bergerak badannya malah terasa sakit. sial. Mau tidak mau, ia hanya bisa mencoba duduk, dan tampaknya berhasil. Meski yang ada badannya menekuk hingga kepalanya berada di pangkuannya. Ia merasa sangat pusing.

Setelah beberapa lama, pusingnya mulai mereda. Ia menghadap pemuda itu dan berkata

"maaf merepotkan, terima kasih. Keberatan jika saya duduk sebentar?"

ALFONZE SIDE

"maaf merepotkan, terima kasih. Keberatan jika saya duduk sebentar?"

"Silahkan," Alfonze mempersilahkan Noire untuk duduk disebelahnya."Kau tidak apa-apa? Kalau masih merasa tidak enak, aku masih mempunyai obat-obatan di tasku."

Alfonze memperhatikan sekelilingnya lagi. Dia melihat perempuan yang saat itu sedang menangis mencari seseorang. Lagi-lagi Alfonze tidak bisa tinggal diam begitu saja, dan segera menghampiri perempuan itu.

"Ze...no... Kau ada dimana?"

"Kau sedang mencari seseorang juga, nona?" Alfonze bertanya dengan ramah, tapi mungkin Sylve akan mengiranya orang jahat. Karena pakaian Alfonze pakaian knight + pelindung matanya (goggle) yang menyeramkan.

__________________________________

VOGEL SIDE

Dengan mudah Vogel menemukan Ivvi dan Regina dari atas. Vogel langsung turun dan mendarat di kepala Ivvi seenaknya.

Vogel memang tidak akrab dengan orang yang baru ditemuinya, tapi dia merasa santai-santai saja karena Ivvi sesama chain, yang sama dengan Vogel tentunya.

"nee..singa-chan (?) (Leona)...sedang apa kau disini ?"

dengan wajah bingung leona berkata "aree.... saya sendiri tidak tahu sedang apa disini..."

Xaviera tetap menatap kearah leona, Habis lah harga diri xaviera ini... karna majikannya sangat Oon xDDD Xaviera pun berusaha membantu masternya yg oon ini untuk berbicara dengan Baik dan jelas
"Leona-sama disini untuk menghadiri acara festival"

Sementara Xaviera membantu leona bicara, Leona malah kabur menghampiri seorang gadis yang menangis.

"Ze...no... Kau ada dimana?" suaranya terdengar lirih dan tak berdaya. Airmatanya berlinang, menetes dan membasahi wajahnya. Sylve memang lemah dari lahir, jadi dia itu penakut.

sambil mengemut Gulali milik regina (?) Leona mngehampiri gadis itu
"maaf nona, anda kenapa?"

Location : Di sebuah kota di wilayah Erland
Time : 5 sore

Seorang gadis Chain memasuki festival itu tanpa ragu. Nama gadis itu Selena Stray. Ia senang sekali melihat festival itu, tapi karena kendala tak ada teman, ia hanya bisa duduk-duduk saja melihat orang-orang berlalu lalang.

Selena tidak terlalu suka keramaian, lagipula juga, ia seorang Chain. Tapi tak ada seorang pun yang sadar kalau ia itu Chain

"..." Ia masih terdiam, memperhatikan jalanan.

Noire hanya memandang orang itu dengan pandangan bingung. Setelah beberapa lama ia tersenyum dan menjawab

"Saya tidak apa."

Setelah memandang beberapa lama ia sadar bahwa orang itu memakai baju knight.

'Knight?' Pikirnya heran.

"Knight dari keluarga mana?" Tanya Noire menyuarakkan pikirannya.

Alfonze Alger wrote:"Kau sedang mencari seseorang juga, nona?" Alfonze bertanya dengan ramah, tapi mungkin Sylve akan mengiranya orang jahat. Karena pakaian Alfonze pakaian knight + pelindung matanya (goggle) yang menyeramkan.

Sylve mendengar suara ramah dari suatu orang. Siapa? Dan... Aha... Ada seorang Knight yang menghampirinya sekarang. Seperti yang diketahui, Sylve takut kepada laki-laki kecuali Zeno dan keluarganya. Wajahnya terlihat ketakutan terhadap Alfonze. Airmatanya masih berbekas dan ia mencoba menjauh tetapi gadis ini kesulitan menggerakkan kursinya.

"Pe...pergi... Ka-kau jangan...dekati aku..." ucapnya gemetar.

ALFONZE SIDE

Alfonze semakin kebingungan. Tempat itu kini semakin ramai. Dia bingung. Pertama-tama dia terpisah dari masternya, kedua dia bertemu dengan gadis yang pingsan didepannya, ketiga dia bertemu perempuan yang kelihatannya sedang mencari seseorang, keempat dia bertemu lagi dengan perempuan yang sedang menyapa perempuan ketiga (?), dan yang keenam seorang perempuan yang sedang memperhatikan jalanan.

Dan semuanya semakin rumit.

Alfonze hanya memperhatikan saja, tidak tau harus berbicara apa lagi.

"Saya tidak apa."

Alfonze mengangguk-angguk, mengerti. Dia sepertinya menyadari kalau Alfonze adalah seorang knight dari pakaiannya.

"Knight dari keluarga mana?"

"Dari keluarga Oswald. Aku terpisah dengan masterku," ucapnya lemas.

Kemudian Alfonze memperhatikan lagi perempuan yang tadi menangis itu.

"Pe...pergi... Ka-kau jangan...dekati aku..."

Memangnya aku terlihat seseram itu ya? Apa gara-gara goggle milikku?

Alfonze melepas gogglenya, siapa tau saja memperbaiki keadaan.

"Aku tidak akan berbuat jahat padamu, hanya ingin membantumu," ucapnya jujur.

Noire hanya mengganggukkan kepala tanda mengerti.

"Siapa namamu?" Tanya Noire.

Setelah itu ia melihat pemuda itu menolong seorang perempuan, tapi hasilnya perempuan itu malah takut dan berteriak. Noire hampir saja tertawa keras, tapi ditahannya sehingga yang keluar hanya tawa kecil saja.

nyiuung DRAK !

ada sesuatu diatas kepala Ivvi yang membuatnya seperti ini >>

"SIAPA YANG MELEMPARKU BATU ?!", Ivvi berteriak mencari-cari orang yang ia kira melemparnya batu, dan ternyata kepalanya terasa berat.

ia mendongak keatas dan melihat seekor burung garuda putih santai diatas kepalanya.
"gingin.....", ucapnya datar...

Regina yang masih seliweran (@_@) menatap Ivvi. dan Ivvi pun menunjuk2 vogel yang lagi santai diatas kepala Ivvi.

"AH ! BURUNG WAKTU ITU !", teriak regina menunjuk vogel.

"tahan Ivvi...."

Ivvi masih seperti ini >>

"jangan biarkan dia meninggalkan sejarah diatas rambutku...(?)", sinis Ivvi, seaka-akan dia sedang mengaum sekarang (?)

regina mendekati vogel dan menangkapnya, hap~

"kena !", ucap regina ceria >> xDD

"AH ! BURUNG WAKTU ITU !"

Vogel terlihat ketakutan melihat Regina. Entah kenapa dia agak membenci Regina gara-gara tingkahnya yang selalu hiperaktif ketika melihatnya. Vogel bersembunyi dibelakang Ivvi.

"kena !"

Tapi semuanya terlambat. Vogel kini tidak bisa bergerak karena Regina sudah menangkapnya. Kalau dia mencakar Regina, pasti Alfonze akan menjadikannya burung panggang. Jadi yang bisa dilakukannya hanyalah pasrah.

Vogel segera mengirimkan telepati pada Alfonze kalau dia sudah menemukan masternya itu.

Hei Alfonze, cepat kesini. Mastermu sekarang sedang menangkapku, sesak...

________________________________

"Siapa namamu?"

"Alfonze Alger," jawabnya to the point.

Kemudian Alfonze mendengar telepati yang dikirimkan oleh Vogel (?)

Dia kemudian buru-buru beranjak darisana menuju ke tempat Regina dan yang lainnya berada.

"Alfonze Alger,"

JEDAR

bagus sekali, Noire mengingat pernah tahu nama itu tapi ia lupa, apa, siapa, di mana, dan bagaimana.

Lalu tiba-tiba saja sang pemuda lari meninggalkan tempat. Semula Noire ingin mengejarnya karena penasaran, tapi ia membiarkan pemuda itu.

'wajib ingat' pikirnya pada diri sendiri sambil mencoba mengingat asal nama itu.

Setelah beberapa lama berpikir ia ingat bahwa hari ini adalah festival dan tampaknya sudah mau dimulai. Dengan cepat ia berlari ke arah tampat festival, sambil berharap mengingat nama alfonze itu.

'siapa ya? alfonze... knight nya oswald. Orang itu pernah kutendang? pernah ku suruh2? pernah ku jadikkan bahan? atau...??' pikirnya dengan keras