[Main RP]Chapter 2 - Memory

"ah saya meminta maaf" kata lilica ambil membungkuk dalam dalam

"saya turut berduka cita atas keluarga anda"

Serena tiba-tiba merasa sedih. Ia sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang keluarganya kecuali dari yang diberitahu Aile.

"T-terima kasih." Kata Serena gugup

"Daripada itu, mari kita masuk ke dalam agar misi ini cepat selesai." Aile mengalihkan pembicaraan karena tahu perasaan Serena

"se,sekarang ?"

Lacie mulai naik darah lagi, dia ingin berteriak-teriak terus, tak sabaran, apalagi setelah melihat Stein yang masih menanyakan masalah itu. Sudah jelas-jelas Lacie meminta bantuannya sekarang.

"Ya jelas sekarang, masa tahun depan," jawab Lacie menirukan gaya bicara anak muda abad 20..*lol*

Lacie masih sibuk jampe-jampe gak jelas, membuka portalnya.

"Aku minta kau menggunakan chain mu, untuk menahan portalnya. Syll bisa kan?" tanya Lacie lagi, malas.

"jangan gegabah" kata lilica menghentikan aile

"sebaiknya kita menunggu yang lain, masalahnya lawan kita bukan sembarang orang"

Aile menuruti kata-kata Lilica. Namun sebenarnya ia ingin cepat menyelesaikan hal ini karena ia tahu masternya itu paling tidak suka diuruh bertarung.

"Yang lain? memangnya ada lagi yang akan datang?" Tanya AIle

"Ya jelas sekarang, masa tahun depan,"

.....loading.....
79%...

"Aku minta kau menggunakan chain mu, untuk menahan portalnya. Syll bisa kan?"

ting ! 100%..

"ah...baiklah..", stein menyuruh syll untuk merubah wujudnya seperti monster gagak besar untuk membantu membuka portal.

dan stein juga ikut membantu disebelah lili.

serta Ivvi...

dia sekarang malah santai duduk di kasurnya, melihat jampe jampe lama yang dilakukan lacie..
"yaa...baguslah, ada waktu untuk istirahat...", ucap Ivvi pelan, siap siap mau disiksa..istirahat dulu =="

"maslaahnya lawan kita kali ini adlaah shien einverd, kakekku sekaligus huff leader einverd yang dulu" kata lilica sambil melihat langit dengan perasaan sedih

keluarganya sendiri mau membunuh dirinya serta yang lainnya

"yang hanya imbang dengannya hanyalah shein einverd, bahkan aku tak bisa mengalahkannya" sesal lilica

"E-einverd...?" Serena ingat itu adalah nama keluarga yang membantai habis keluarganya

"Oujosama....tenanglah..." Aile berbisik pada Serena

Serena menenangkan diri dan menarik nafas namun ia merasa menerima tugas yang salah. Apalagi lawannya adalah keluarga Einverd.

"iya keluarga yang membantai habis keluargamu, itulah aku. nama ku lilica, lilica einverd" tegas lilica smabil tersneyum pahit

"dan kali ini lawannya adalah leader einved yang paling keji" ucap lilica lagi

" hati hatilah"

Lacie menganggap bantuan dari kedua comrade-nya itu sudah cukup untuk kembali menjalankan ritualnya lagi. Lacie berniat menjadikan gedung itu dimensi abyss, agar Shien dapat bergerak bebas.

Seperti yang di ketahui, Shien tidak bisa keluar dari abyss. Oleh karena itu Lacie yang sudah sejak dulu menyadarinya, membuat gedung itu terhubung dengan dimensi abyss.

"Lili, kau pegang nona itu baik-baik. Master pasti ingin menemuinya. Jangan sampai sang mangsa kabur," Lacie tersenyum licik, dan membuka sebuah pintu yang sudah berukirkan darahnya bekas ritual tadi.

-Sementara itu di luar gedung-

Lokasi : Di luar gedung

Shein langsung menuju lokasi, tepatnya di dekat gedung, di balik semak-semak. Dia melihat Lilica dan Serena yang juga ada di sana.

"Hei, bagaimana keadaan di sini?" Shein berbisik pada Lilica.

kaget melihat kakanya datang ia menjawab "di luar tenang tapi aku merasakan hawa yang tak enak"

"sebaiknya kita masuk" kata lilica

"Lili, kau pegang nona itu baik-baik. Master pasti ingin menemuinya. Jangan sampai sang mangsa kabur,"

"baik..", lili memperlihatkan senyum jahatnya ke arah Ivvi, dan itu sama sekali tidak membuat Ivvi merinding atau ketakutan sekali pun.

"jadi...inikah wanita yang sangat berharga bagi pria bodoh itu ?", ucapnya sambil tertawa licik.

Ivvi hanya diam dan tenang, serta membalas tatapan lili, dengan tatapan datar.
dia tidak perlu berkata..karna semakin banyak Ivvi mengatakan sesuatu, pasti akan semakin pudar ketenangannya dengan wanita sok licik itu (lili).

oot : percepat ke battle << ga sabaran

"Ungh...." Serena mencoba tersenyum atas pernyataan Lilica "T-tidak apa-apa. Aku...tidak dendam kok..." Kata Serena

Kemudian datang seorang yang tampaknya dari keluarga Einverd juga. Tampaknya itu adalah kakak Lilica.

"sebaiknya kita masuk" kata lilica

"Baiklah...AYo, Oujosama." Kata Aile mengajak Serena

Aile berharap misi ini cepat berakhir. Ia tidak suka melihat Oujosama-nya terlihat sedih seperti itu.

"jangan!" kata lilica menghentikan mereka

" sebentar pintu ini ada shieldnya" peringat lilica

lalu lilica pun menghadap shein "bagaimana? kita harus cepat"

"Shield?" Tanya Serena

Serena kemudian berpikir sejenak. 'Mungkin shield ini punya uatu kelemahan', pikirnya

"Lilica-san, apa anda tahu shield ini hanya melindungi bagian depan atau bagaimana?" Tanya Serena

"shield ini rasanya melindungi seluruhnya, bahkan chain ku susah menerobosnya hanya untuk memata matai saja" tegas lilica

"sesuatu yang mudah ditebak jika lawan kita adalah kakak ku" kata lilica lagi

ia pun menghadap shein dan bertanya "bagaimana?"

"Cih..." Serena bingung

"Padahal kalau hanya melindungi depan saja akan lebih mudah...." Serena merasa kesal dengan shield yang begitu kuat itu.

Lilica menjelaskan, "Yang disekap disana adalah kelemahan Shein karena itu ia menjaganya baik-baik"

"lagipula di dalam sana ada sesuau yg buruk"

"lagipula di dalam sana ada sesuau yg buruk"

"Sesuatu yang buruk?" Tanya Aile "Seperti apa maksudnya?" Lanjutnya

Serena memperhatikan keliling dan memang hawa disini tidak menyenangkan sekali.

lilica hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tahu apa itu

"aku tak tahu mungkin kairi tahu?" jawabnya sambil memandang kairi

kairi yang dilihat lilica pun menjawab "ah saya tak tahu benar apa itu, tapi hawanya mirip abyss, kalau dugaan saya benar, mereka sedang membuka pintu abyss"

lilica hanya memandang kairi dnegan tatapan sedih

kairi pun berjalan dan memeluk lilica (ckckck nak nak mesra2 an depannya orang! *PLAK)

"Abyss? mereka bisa melakukan itu?" Serena tampak terkejut

"Bukannya untuk membuka pintu itu mereka memerlukan korban yang banyak?" Aile menimpali

Serena dan Aile menjadi bingung.

lilica menggagukkan kepalanya dan menjawab

"bisa, lacie bisa melakukannya, itu seperti koneksi, aku tak tahu jelasnya"

"korban? asal bisa menguasai lima pintu, mereka tak peduli ada berapa korban" sambung lilica

kairi tiba tiba angkat bicara "sebaiknya kita lihat situasinya"

Serena terkejut dengan kenyataan bahwa Lacie dapat membuka pintu abyss dan juga kekejaman mereka yang melakukan apa saja demi menguasai lima pintu itu.

noila marionnettes wrote:"sebaiknya kita lihat situasinya"

"Kau mau melakukan apa?" Tanya Aile

"kita lihat dulu kelemahan dari shield ini" jelas lilica

"lalu kita tunggu keputusan selanjutnya dri dia!" kata lilica sambil menunjuk shein yang bengong

noila marionnettes wrote:"kita lihat dulu kelemahan dari shield ini" jelas lilica

"Hoo.... boleh saya iku menyelidiki?" Kata Aile

[oot: papi ngk masuk2 ==]