[FRP]Summer Holiday

"ayo shein..."

"Ah, ok... tapi kalau ada apa-apa, jangan ragu bilang padaku, ok?" Shein mulai memencet-mencet PDA-nya lagi."Mau naik apa ke pantainya? Apa jalan kaki saja?" tanya Shein lagi ke Lilica dan Ivvi.

Shein sudah mulai berdiri dari tempat duduknya, dan memberikan isyarat kepada para pelayan di sana untuk membersihkan makanan-makanan di meja.

"naik mobil saja, kasian ivvi ia kecapaian" usul lilica

"bagaimana?"

"anda capai Nona ivvi?"

"huehuehue....tidak...", Ivvi kaya orang linglung disana

"Ah, ok... tapi kalau ada apa-apa, jangan ragu bilang padaku, ok?"

"huehuehue...iyaa", benar benar kaya orang gila, *digoreng*

"Mau naik apa ke pantainya? Apa jalan kaki saja?"

"jalan kaki ?", dikhayalan Ivvi, ia berjalan sambil tidur kearah pantai sambil mengigau, 'ayam goreng...ayam goreng'

....:::maafadakesalahanteknisharappembacatunggusebentar:::....

*Ivvi bunuh sayo, udah ngerakin dia ga bener sampe strees kaya gitu*
sayo >

....:::terimakasihsudahmenunggu:::.....

"yaah terserahmu... lebih cepat lebih baikkan ?", katanya.

"shein ivvi dia agak demam rasanya" kata lilica sambil melihat shein

"lihat mukanya merah Dan ia berjalan dengan linglung, ia rasanya kecapaiN"

"shein ivvi dia agak demam rasanya"

Huh? Demam?

Shein mendekati Ivvi, dan memegang dahinya, sambil mendekatkan wajahnya ke Ivvi.

"Kau demam? Yakin ingin ikut?"

"ah bagaimana kalau ke pantainya besok? sekalian melihat matahari terbit! bagus banget lih!" usul lilica

"sekarang sebaiknya istirahat tadi baru Dari perjalanan jauh bukan?"

"ngeeh ?", Ivvi jadi telmi

"demam ? benarkah ?", ia sendiri tidak tau apakah benar wajahnya merah dan pucat ? seperti orang demam

"Kau demam? Yakin ingin ikut?"

"huweeh...!", Ivvi menjauh sedikit, wajahnya jadi beneran merah

"neii..tidak apa-apa, mungkin aroma laut bisa membuatku menjadi segar kembali..", ucapnya.

Shein membenarkan usul Lilica. Memang salahnya juga yang terlalu bersemangat untuk ke pantai.

"Kau benar, Lilica... sekarang biar aku mengantar Ivvi ke kamar dulu."

Shein melihat Ivvi lagi, memastikan keadaannya.

"neii..tidak apa-apa, mungkin aroma laut bisa membuatku menjadi segar kembali..",

Nah. Shein jadi bingung, harus berbuat apa.

"Baiklah, kita ke pantai," Shein memerintahkan para pelayannya untuk menyiapkan mobil pribadi.

"ini sudah malam Nona, anginnya tidak bagus" kata lilica

"kita kembali saja besok sekalian melihat sunrise bagaimana?"

"hoe...", Ivvi semakin bingung, ia tidak sadar, ternyata hari memang sudah galap ?

lalu Ducan gimana dong ? ==""" si PM mulai gelisah ngebiarin Ducan charanya si steppi jadi bolang ==""

"hngg..baiklah, kalau begitu aku mau ke kamar dulu...", letoy Ivvi berjalan, tapi..

JDUK

bukannya kearah pintu lift, ia malah kearah toilet, dan sekarang kepalanya terbentur dinding karna ga liat-liat.

and Ducan..

"YEAAY !!", serunya

"dapat 5 ekor ikan sekarang...!"

"aah sudah malam ternyata ? baiklah...saatnya kembali ke penginapan", Ducan menyuruh supir mibil untuk bergerak, dan ia pun kembali ke hotel

Lokasi : di hotel

Ducan udah kaya wisatawan kesasar di lobby itu, "ah...aku lupa mengambil kunci kamar..dimana semuanya ?", dia benar-benar kesasar.

"hngg..baiklah, kalau begitu aku mau ke kamar dulu...",

Shein buru-buru menyusul Ivvi juga, secara diam-diam, takut terjadi apa-apa padanya.

Sekedar memberi tahu, Shein memiliki akses masuk ke seluruh tempat dan kamar yang ada di dalam hotel ini. Tentu saja, karena hotel yang di tempatinya sekarang adalah milik Einverd, dan telah di berikan juga pada Shein sebagai tanggung jawabnya.

Ah, jangan sampai ketahuan...

"aah ! Ivvi-nee-chan...", sapa Ducan, ia mendengar suara benturan kepala yang bunyinya kaya bom di JW marriot.

"kau tidak apa-apa ?", Ducan membantu Ivvi berdiri.

sementara Ivvi hanya bisa begini >>

Ducan melihat kunci yang dipegang Ivvi.
"aah...sebaiknya aku antarkan kau ke kamarmu Ivvi..", ducan mulai merangkul Ivvi dan berjalan menuju lift.

Shein masih mengikuti Ivvi, telinganya jadi benar-benar panas setelah mendengar ini:

"aah...sebaiknya aku antarkan kau ke kamarmu Ivvi.."

KAMAR KATANYA? Bagaimana.... bagaimana kalau Ducan melakukan sesuatu.... dengan Ivvi di kamar. Sesuatu yang bukan-bukan?

Wajah Shein menjadi merah sendiri, membayangkan yang tidak-tidak.

TIDAK BOLEH! AKU HARUS MENCEGAHNYA!

Shein kembali mengikuti Ivvi dan Ducan.

Lokasi : Kamar Ivvi, hotel

niit...cklek...

sesudah membuka pintu kamar itu, Ducan masuk ...entah saat masuk ia berdiri diam sebentar.

pe,perasaanku tidak enak..., gumamnya sambil swt-swt.

Ducan hanya bisa melihat Ivvi dengan senyum tipisnya, sudah lama baginya tidak melihat Ivvi yang sekarang ketiduran dipunggungnya.

ia pun menutup pintu kamar itu.

"kau pasti lelah..", Ducan membaringkan tubuh Ivvi ke kasur besar disana.

"aah...mandi dulu aah,..nee...Ivvi-chan, pinjam kamar mandinya yaa..", Ducan benar-benar belum mandi, ia dipenuhi dengan bau-bau laut.

Ducan kan pun ke kamar mandi untuk mandi >>

Shein masih mengikuti mereka berdua, dan sekarang dia menempelkan telinganya di depan pintu kamar Ivvi.

Shein tadinya ingin masuk, tapi merasa bukan waktu yang tepat untuk masuk, jadi dia tetap bertahan, dan mencoba untuk sabar.

"aah...mandi dulu aah,..nee...Ivvi-chan, pinjam kamar mandinya yaa..",

Shein semakin was-was, dengan apa yang akan dilakukan Ducan setelah mandi.

Biasanya kan.... CUKUP, jangan pikir yang tidak-tidak

Shein kembali menguping, dengan asyiknya.

"hngg...", Ivvi tidur dengan pulas, kelihatannya ia benar-benar capek.

pfft... , pintu kamar mandi terbuka, Ducan yang rambutnya masih basah serta yang hanya bertutup baju handuk itu mencari-cari tasnya.

"Ivvi, kau lihat koperku ?", ucapnya.

Ivvi yang nafasnya tidak beraturan karna memang demam, tertidur sangat pulas..

lalu Ducan melihatnya, "ah...I-chan..kau demam ya ?". ia mendekatkan dahinya ke dahi Ivvi, merasakan suhu tubuh Ivvi.

panas...

"Ivvi, kau lihat koperku ?",

Shein masih menguping, dan menunggu Ducan selanjutnya berbicara apa.

"ah...I-chan..kau demam ya ?"

Untuk yang kali ini, Shein tidak bisa diam saja. Dan berniat untuk masuk juga. Dia kemudian mengeluarkan banyak kunci dari sakunya. Dan mulai membukakan satu-satu ke pintu, terlalu banyak kunci, sehingga pintunya lama sekali terbuka.

DAMN... cepatlah terbuka...

Khawatir, dan kesal, semuanya campur aduk, perasaan Shein saat ini.

"ah...sebaiknya aku siapkan kau air hangat...", Ducan mengelus rambut Ivvi.

Ivvi merasa panas, yang akhirnya membuat dia berkeringat..wajahnya tetap merah.

dan Ducan kembali dari dapur kecil kamar itu.
"Ivvi...", ia membangunkan Ivvi.

Ivvi hanya membuka sebagian penglihatannya, dan tersenyum pucat.

"aah...nee-chan kau tidak apa-apa ? minumah..", Ducan menyodorkan segelas air hangat

Ivvi mengambil gelas itu, namun tidak tahu mengapa...ia merasa mual.
"ke,kenapa ?"

Ivvi masih menahan rasa mualnya, inikah yang dimaksud masuk angin + demam ?

wajah Ducan menjadi pucat melihat Ivvi yang sepertinya sakit parah dimatanya
"ah apa yang harus kulakukan ??? ini sudah malam ! mana mungkin aku membangunkan shein atau lainnya ??? aah...bertahan Ivvi", Ducan yang gelisah dan hanya memakai baju handuk dengan rambut yang sepenuhnya kering berlari kearah pintu keluar.

1....

Shein mencoba kunci pertama. Pintu tidak terbuka, berarti gagal.

2.....

Kunci kedua, gagal pasti, dari teksturnya saja sudah berbeda.

3......

Lho? Tunggu sebentar....

Shein melihat ke arah pintu, ada sebuah kotak, yang bisa di gunakan untuk kartu juga sebagai kuncinya. Atau Shein tinggal memasukkan beberapa kode saja untuk masuk ke kamar Ivvi.

Tolol kau, Shein... sudah jelas di hotel ini sudah cukup canggih, tidak perlu kunci lagi

Shein mulai memasukkan kode-kode rahasia, dan pintu pun terbuka.

Yang pertama kali dilihatnya adalah Ducan. Jujur, Shein kesal, apalagi setelah melihat Ducan yang hanya memakai baju handuk, dan terlihat dia habis mandi.

Yang kedua kali dilihatnya, barulah Ivvi. Tadinya Shein sempat ingin memukul Ducan keras-keras. Tapi niatnya itu di kunci rapat-rapat lagi, ketika melihat wajah Ivvi yang benar-benar pucat. Shein kemudian mendekati Ivvi, mengukur suhu tubuhnya lagi.

"Ini... demam sekali... astaga...," Shein mulai memencet-mencet PDA-nya lagi, minta pertolongan.

"ah ! shein ?!", tentu saja Ducan sangat terkejut..tiba-tiba saat dia ingin keluar minta tolong, Shein sudah masuk dengan membuka pintunya dengan keras.

Ivvi yang tidak kalah terkejut melihat shein yang sudah disebelahnya.
"hngg...kau tidak tidur shein ?", segimana orang sakit, pasti ngaco ngomongnya.

"tidurlah..", ucapnya pelan dan lemas.

Ducan sangat gelisah saat itu, dan langsung berlari keluar mencari bellboy atau maid-maid untuk membawakan obat.

"tuh kan" kata lilica

"ini obat, tadi dibawakan maid"

rupanya anak ini mengikuti diam diam ivvi

"Nona anda bisa duduk? Anda perlu meminum obat itu" kata lilica kepada ivvi

Alice dan Yukiji yang sedang jalan-jalan itu, melihat kamar Ivvi penuh dengan orang-orang.[siAlice gw biarin aja nih..kebangetan.. ==""]

"Ya ampun..ckckck.. Lain kali jagalah kesehatan...Harusnya kau juga berjaga-jaga..Ducan..", Alice mengambil sekantong es batu dan mengompres Ivvi. Ia menatap ducan dengan tatapan dingin dan ganas. Ya, keluarga Deindery, musuh terbesar Alice.

"Ini sih biasa.. Mabuk laut..", Yukiji berpaling melihat Ducan. Ia menahan ketawanya itu.

"hngg...kau tidak tidur shein ?"

Shein menggeleng, kemudian dia mengambil handuk kecil bersih, dan dicelupkan ke air hangat. Kain itu untuk diletakkan di dahi Ivvi, paling tidak membantunya menurunkan demamnya.

"Tidak. Seharusnya kau yang tidur. Beristirahatlah."

"ini obat, tadi dibawakan maid"

"Ah, terima kasih sudah membawakannya," Shein menaruh obat tersebut di meja dekat kasur, kemudian dia mengambilkan Ivvi segelas air putih hangat."Demam menyebabkan penguapan cairan tubuh, jika kau tidak minum banyak akan berbahaya, dan bisa dehidrasi juga. Minum, ya?" tawar Shein lagi.

Shein menyuruh maid lagi untuk mengambilkan termometer, untuk mengukur suhu tubuh Ivvi.

"38.5, sudah masuk fase uncomfortable tapi tidak berbahaya. Hanya membutuhkan obat saja, kurasa aku bisa merawatnya. Jika demamnya naik lagi sampai 40C, tentu harus memanggil dokter. Tapi sejauh ini baik-baik saja," Shein ngoceh panjang lebar lagi, dia sering membaca buku-buku tentang obat-obatan, dan diam-diam bercita-cita jadi dokter juga(selain jadi hacker).

Shein mulai mengingat-ingat lagi, di buku itu, tertulis secara lengkap cara-cara merawat orang demam. Dan dia sendiri juga sering sekali mendapatkan penyakit itu, mungkin hampir setiap hari, penyakit Shein yang aneh 'demam tiba-tiba' itu.

"Ruangan harus dijaga agar tidak panas... mungkin AC-nya kukecilkan sedikit, tapi harus tetap dingin. Kemudian....," Shein menyelimuti Ivvi dengan selimut yang ada di sana."Nah, selesai... tinggal beristirahat banyak, perkiraanku akan sembuh dalam 1 atau 2 hari."

"kalau cuma 38.5 besok sore akan sembuh kok" kata lilica

"AC nya kecilkan lagi masih terlalu dingin, kalau demam harus hangat kan?"

"AC nya kecilkan lagi masih terlalu dingin, kalau demam harus hangat kan?"

"Kecilkan saja, tapi ruangan ini harus tetap dingin. Memang begitu kok, yang tertulis di buku. Harusnya Ivvi tidak memakai baju yang terlalu tebal, itu juga sebenarnya tidak boleh." jawab Shein simple.

Langkah-langkah merawat orang demam:

1. Mencari penyebab demam dan memperhatikan pola perilaku orang demam itu. Amati tingkah laku orang tersebut. Jika perilakunya hampir sama seperti biasanya, maka kita tidak perlu khawatir. Karena pada dasarnya demam itu bukan hal yang membahayakan.

2. Cegah dehidrasi. Demam akan meningkatkan penguapan cairan tubuh. Karenanya kebanyakan beresiko mengalami dehidrasi. Berikan cairan lebih banyak. Berikan air, air sup, jus buah segar yang dicampur air, es batu, es krim. Bila muntah atau diare, berikan minuman elektrolit : pedialyte, oralit.

3. Ruangan dijaga agar tidak panas, pasang kipas angin. Penderita memakai baju yang tipis.

4. Kompres air hangat atau berendam di air hangat.

5. Pemberian obat secara teratur

(dikutip dari berbagai macam sumber)

"Seperti yang telah di tuliskan di atas, begitulah caranya," jawab Shein sambil tersenyum.